Mari Berbuat Selamatkan Lingkungan

Orang mengerti lingkungan, belum tentu berbuat untuk lingkungan

Monday, February 21, 2005

Bencana Lingkungan Akan Tetap Landa Riau Beberapa Tahun Kedepan

Pekanbaru, MR
Zulfami Koordinaror Jaringan Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Senin (21/2) pagi, membenarkan pernyataan Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedal) Riau Khairul Zainal, tentang akan ada bencana lingkungan susulan paska bencana asap tahun 2005 ini. Dia juga menambahkan, bencana itu tidak hanya akan terjadi di tahun ini saja, namun dibeberapa tahun kedepan.
Menurut Zulfami, bencana lingkungan, seperti asap, kekeringan dan banjir telah mewarnai Riau lebih dari tujuh tahunan. Sejak, bencana asap tahun 1997, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bencana itu akan berakhir. Begitu juga dengan bencana lainnya yang sambung menyambung. Seperti bencana banjir dan kekeringan.
Dia setuju dengan pernyataan Khairul, yang dilansir oleh media ini, bahwa bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah mengakibatkan rusaknya kawasan resapan air, terutama kawasan gambut. Kawasan yang dipercaya memiliki kemampuan menyerap 15 kilogram air dari tiap satu kilogramnya telah kehilangan fungsinya. Saat kawasan ini terbakar, maka kantong-kantong air alami yang selama ini disediakan alam akan hilang. Hal itu karena kawasan ini, bersifat irreversible (tidak bisa kembali kebentuk semula jika sudah rusak).
Jika, pemerintah tidak serius menanggulangi hal ini sebagai suatu prioritas, maka bisa dipastikan, bencana ini akan terjadi beberapa tahun kedepan. Salah satu penyebabnya, yang menarik perhatiannya adalah bagaimana keseriusan pemerintah dalam menanggulangi karhutla. Apakah pusdalkarhutla, yang saat ini dipimpin oleh wakil gubernur Riau, sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya?
”Misalnya untuk bidang pemantauan dan pencegahan kebakaran,” ujar Zulfami. Program deteksi dini dan menetapkan daerah rawan kebakaran sejauh ini belum terlihat. Begitu juga dengan pemantauan yang bersifat pencegahan.
Selanjutnya, menurut Zulfami, dia juga melihat tidak ada keseriusan pemerintah dalam mengatasi bencana lingkungan melalui anggaran yang memadai. Anggaran yang minim, yang selama ini menjadi tameng dinas dan badan yang mengurusi lingkungan selalu mencuat sebagai alasan ketidakberdayaan mereka.
Oleh karena itu, menurut Zulfami, bencana ini tidak akan berakhir, tahun ini atau beberapa tahun kedepan. Hal itu, karena, penanggulangan bencana ini, harus dilakukan secara prioritas dengan perencanaan yang matang (MR24).

Bencana Lingkungan Akan Tetap Landa Riau Beberapa Tahun Kedepan

Pekanbaru, MR
Zulfami Koordinaror Jaringan Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Senin (21/2) pagi, membenarkan pernyataan Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedal) Riau Khairul Zainal, tentang akan ada bencana lingkungan susulan paska bencana asap tahun 2005 ini. Dia juga menambahkan, bencana itu tidak hanya akan terjadi di tahun ini saja, namun dibeberapa tahun kedepan.
Menurut Zulfami, bencana lingkungan, seperti asap, kekeringan dan banjir telah mewarnai Riau lebih dari tujuh tahunan. Sejak, bencana asap tahun 1997, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bencana itu akan berakhir. Begitu juga dengan bencana lainnya yang sambung menyambung. Seperti bencana banjir dan kekeringan.
Dia setuju dengan pernyataan Khairul, yang dilansir oleh media ini, bahwa bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah mengakibatkan rusaknya kawasan resapan air, terutama kawasan gambut. Kawasan yang dipercaya memiliki kemampuan menyerap 15 kilogram air dari tiap satu kilogramnya telah kehilangan fungsinya. Saat kawasan ini terbakar, maka kantong-kantong air alami yang selama ini disediakan alam akan hilang. Hal itu karena kawasan ini, bersifat irreversible (tidak bisa kembali kebentuk semula jika sudah rusak).
Jika, pemerintah tidak serius menanggulangi hal ini sebagai suatu prioritas, maka bisa dipastikan, bencana ini akan terjadi beberapa tahun kedepan. Salah satu penyebabnya, yang menarik perhatiannya adalah bagaimana keseriusan pemerintah dalam menanggulangi karhutla. Apakah pusdalkarhutla, yang saat ini dipimpin oleh wakil gubernur Riau, sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya?
”Misalnya untuk bidang pemantauan dan pencegahan kebakaran,” ujar Zulfami. Program deteksi dini dan menetapkan daerah rawan kebakaran sejauh ini belum terlihat. Begitu juga dengan pemantauan yang bersifat pencegahan.
Selanjutnya, menurut Zulfami, dia juga melihat tidak ada keseriusan pemerintah dalam mengatasi bencana lingkungan melalui anggaran yang memadai. Anggaran yang minim, yang selama ini menjadi tameng dinas dan badan yang mengurusi lingkungan selalu mencuat sebagai alasan ketidakberdayaan mereka.
Oleh karena itu, menurut Zulfami, bencana ini tidak akan berakhir, tahun ini atau beberapa tahun kedepan. Hal itu, karena, penanggulangan bencana ini, harus dilakukan secara prioritas dengan perencanaan yang matang (MR24).

Saturday, February 19, 2005


Demokrasi Tanpa Kekerasan Posted by Hello

Mari Berbuat Selamatkan Lingkungan